Wednesday, June 22, 2011

Hai Pembaca.

Saya Hazzad. Umur 19. Suka main futsal. Kenapa futsal? Pasal saya bukan anak orang kaya. Anak orang kaya hanya main go-kart. Tak go-kart, golf. Yelah, itu semua kan sukan orang kaya. Kalau saya anak orang kaya, dah lama saya main go-kart sampai dapat masuk racing team, macam Jazeman Jaafar tu.

Lagipun, kawan saya cakap yang saya ni hebat main futsal. Bukan nak bangga lah kan, tapi nak riak saja. HAHA

Saya ni bukan lah seorang yang pandai pun. Masa saya SPM dulu, saya dapat 4A je. Sedih? Biasa jelah tapi saya teruskan juga hidup saya ni.

Tapi saya bersyukur. Bersyukur sangat² sebab dapat 4A. Kenapa? Sebab saya tak dapat 9A. Saya tahu, kalau saya dapat 9A, saya akan jadi seorang yang tamak. Saya akan jadi tamak akan segalanya. Saya akan minta biasiswa JPA, minta ambil ijazah di luar negara, minta lagi biasiswa dekat syarikat lain.

Ya, inilah trend pelajar² zaman sekarang. Ramai yang dapat straight A's. Tak nak kalah, straight A+ pun ada. Bila mereka² sekalian dapat keputusan macam tu, biasiswa semuanya diminta. Nak belajar di luar negara saja. Asasi, Matrikulasi, Diploma ditolak begitu saja. "Low class lah belajar dalam negara," katanya lah.

Macam sepupu saya. Baru dapat keputusan SPM. Straight A's katanya dan dia nak lanjutkan ke New York University. Tak semudah itu bro. Sekarang sistem lain. Kena belajar di INTEC dulu baru boleh ke luar negara. Yang dapat ke luar negara terus cuma yang bernasib baik saja. Tapi saya pelik, kenapa dia tak masuk Asasi atau Matrikulasi?

Sekarang Najib Razak dah cakap, siapa yang dapat sekurang-kurangnya 8A+ , tanpa mengira bangsa, akan dapat biasiswa. Jadi, setiap pelajar yang dapat 8A+ dan keatas mulalah meminta biasiswa. Tapi, dah lumrah dunia, ramai yang tak dapat, terutamanya yang bukan bumiputera. Ke majoriti ek?

Jadi, bila dah tak dapat biasiswa semua, mulalah mengadu dalam The Star lah, News Straits Times lah, Nanyang Siang Pau lah. Dan muka mereka pun masuk lah dalam Buletin Utama, News @ntv7, dan berita lain yang sumbernya sahih.

Setelah itu, keluarlah muka² ahli politik yang mempersoalkan kerajaan kenapa tidak diberi saja biasiswa kepada mereka semua. Sampai ke Parlimen perkara ini dipersoalkan. Di sini, saya dapat bau sesuatu yang agak perkauman ataupun racist.

Saya bukanlah seorang racist, tapi saya agak terkilan bila ada suara mengatakan yang kerajaan ini racist. Dan seperti biasa, ini pun dijadikan polemik politik. Saya pun tak boleh nak salahkan pihak² tu pasal mereka pun nak cari modal politik untuk jatuhkan kerajaan sekarang. Bukankah mereka tu "kerajaan berkebajikan"?

Tapi ini semua sudah ada dalam Perlembagaan Malaysia.


Article 153 in detail
Special position of bumiputras: In relation to the special position of bumiputras, Article 153 requires the King, acting on Cabinet advice, to exercise his functions under the Constitution and federal law:
(a) generally, in such manner as may be necessary to safeguard the special position of the Bumiputras and
(b) specifically, to reserve quotas for Bumiputras in the following areas:
  1. positions in the federal civil service.
  2. scholarships, exhibitions, and educational, training or special facilities.
  3. permits or licenses for any trade or business which is regulated by federal law (and the law itself may provide for such quotas).
  4. places in institutions of post secondary school learning such as universities, colleges and polytechnics.

Okay. Kalau betul lah korang nak salahkan siapa yang wujudkan Perlembagaan Malaysia ini, salahkan Lord William Reid dengan Lord Cameron Fromanteel Cobbold. Merekalah yang wujudkan Perlembagaan Malaysia. Tapi pelajar² yang straight A's masa SPM mesti kenal mereka. Bukankah mereka semua dapat A untuk Sejarah?

1 comment:

DiDiq said...

best2!!!..ahahaha